Senin, 28 Maret 2022

PENGANTIN PENGGANTI BAB 170 : DUA JUTA DOLLAR

PENGANTIN PENGGANTI BAB 170 : DUA JUTA DOLLAR

PENGANTIN PENGGANTI BAB 170 : DUA JUTA DOLLAR

Carl dan Hansen dibawa langsung ke Lab yang akan jadi tempat tinggal sementara mereka. Villa itu berada sedikit masuk ke daerah perbukitan, Hansen membuka jendela mobilnya, dan menarik napas panjang untuk menghirup udara sejuk.

Supir membukakan pintu untuk Carl dan hansen, Mereka terkejut ketika melihat mengapa menjadi rumah kayu, bukankah Gery bilang mereka akan tidur di sebuah Laboratorium.

Carl berjalan masuk ke dalam, mereka berdua terkagum-kagum melihat isi dalam Villa kayu tersebut. Di dalamnya ternyata adalah sebuah Laboratoriun yang di dukung dengan teknologi tinggi.

Dalam hati pun Hansen mengacungi jempol untuk Gery, sudah tidak di ragukan lagi jika dia memang pantas menjadi asisten nomor satu tuan muda Sebastian.

“Hmm … tidak mengecewakan,” puji Carl.

“Ini Sempurna … lihatlah komputer-komputer ini, model terbaru dengan kecepatan super cepat pastinya,” Hansen menambahkan pujian Carl.

Begitu Hansen menoleh kepada Carl, dia malah sudah melihat Carl mencoba-coba sebuah mikroskop, Hansen tertawa dan berkata, “Dasar kutu buku.”

Jika Carl dan Hansen sedang terkagum-kagum, maka Rendra dan Leon sudah bersiap akan pergi ke jamuan pesta, sebenarnya ini adalah sebuah pertemuan bisnis dengan para ilmuwan itu. Tak ingin begitu kentara mereka sepakat bertemu di pesta itu.

Dalam budaya Italia, jika pergi ke pesta atau undangan makan malam. Maka tidak apa jika datang terlambat. Di Italia ketepatan waktu bukanlah hal yang penting ketika kamu diajak makan atau diundang ke pesta. Kamu boleh datang terlambat 15 menit pada saat diajak makan atau 30 menit pada saat diundang ke pesta.

Karena budaya lokal tersebut, maka Leon dan Rendra bisa sedikit beristirahat sejenak, melepaskan Jetlag.

Jet lag adalah gangguan tidur sementara. Kondisi ini terjadi ketika jam internal tubuh tidak sinkron dengan isyarat zona waktu yang baru. Dari Indonesia ke Italia jelas akan mengalami perbedaan waktu.

Waktu Indonesia lebih cepat enam jam dari Italia semisal hari kamis, jam 13.42 di Italia sama dengan hari kamis, jam 19.42.

Ponsel Leon berdering, itu adalah Gery yang mengatakan jika mobil telah menunggu mereka di depan lobi hotel. Leom bangkite berdiri, meski tadi duduk sembarang namun pakaian jasnya tetap licin rapi.

Leon melempar bantal ke wajah Rendra, lalu berkata, “Kita berangkat.”

Rendra pun bangun dan mengikuti langkah Leon, dua pria tampan berjalan beriringan, tidak ada yang mengira jika keduanya sudah menikah dengan wanita mungil yang menggemaskan.

Aura keduanya sudah nampak seperti mafia. Malam ini mereka akan bertemu dengan sindikat mafia yang bernama Sacra Corona. Malam ini mereka akan menemui salah satu konselor Sacra Corona. ini adalah pejabat executive yang bertugas sebagai pengacara, politikus dan Manajer sumber daya manusia yang menjaga kelangsungan Organisasi tersebut.

Seorang Capos membawa mereka ke dalam Aula, Capos adalah pemimpin para gangster yang beranggotakan tentara yang ada dibawah naungan Sacra Corona.

Capos ini mengenali Leon dan Rendra dari tanda Pin yang tersemat di kerah sebelah kanan mereka. Ini adalah identitas yang mereka berikan untuk para investor mereka. King Arthur memberikan mereka identitas dari anak buahnya yang telah meninggal. Nama baru Leon adalah Ezra dan nama baru Rendra adalah Jacob.

“Ketika kamu diundang makan oleh seseorang, ingatlah bahwa mereka harus menjadi orang yang pertama melakukan semuanya. Mereka yang duduk pertama, makan pertama, dan bangun pertama ketika acara makan telah selesai,” bisik Leon kepada Rendra, mengajarkan sedikit etika budaya Italia.

“Aku tahu …” jawab Rendra dengan sedikit mendesis.

Selesai makan malam, mereka pun dibawa ke ruang VIP untuk berbicara bisnis. Jika memenuhi undangan pesta atau makan malam boleh telat, maka jika bicara bisnis harus tepat waktu.

Selesai makan malam, mereka pun langsung berbicara tentang bisnis, “Tuan-tuan sapa salah satu konselor itu.”

Capos yang mengantarkan kedua tuan muda ini pun keluar dan menutup pintu, kali ini bagian sang konselor untuk bicara, bernegosiasi.

“Selamat datang,” ujar Kanselor itu lagi.

“Terima kasih Tuan Hell Ferguso,” jawab Leon sembari menjabat tangan dan melakukan kontak mata dengan sang Konselor, juga seraya tersenyum.

Di Italia berjabat tangan dengan kontak mata serta senyuman merupakan bentuk sapaan untuk orang yang baru dikenal. Jika sudah berteman atau memiliki hubungan yang lebih, maka dapat menyapa mereka dengan mencium pipi kiri dan kanan. Orang Italia cenderung berbicara dengan gerakan tangan dan ekspresi muka yang menonjol ketika sedang berbicara, mereka terlihat sangat ekspresif.

“Silahkan duduk Tuan-tuan, saatnya berbicara tentang bisnis,” ujar Tuan Ferguso dengan sumringah ramah, dan antusias.

“Kami akan berinvestasi sebesar dua juta dollar,” jelas Leon.

“Katakan apa yang akan kami dapat?” tanya Leon dengan suara magentisnya.

Tuan Ferguso, tersenyum sambil menyilangkan kakinya lalu berkata, “Tentu saja kami akan memberikan keuntungan yang spesial kepada kalian.”

“Sebutkan!?” pinta Leon.

Tuan Ferguso membuka laci meja kerjanya, lalu mengambil berkas dan memberikannya kepada Rendra dan Leon.

“Apa kau tahu tentang oranga pemerintahan berdasi putih?” tanya tuan Ferguso.

“Tentu saja tahu, mereka adalah kriminal yang bersembunyi dibalik kekuasaan politik, agar bisa memasukan kebijakan yang bisa menguntungkan dirinya dan kelompoknya,” jawab Leon.

“Bravo … tepat sekali Tuan Ezra,” puji Tuan Ferguso kepada Leon.

“Kita akan menyediakan apa yang mereka pinta untuk kelangsungan operasional kekuasaan mereka,” jelas Tuan Ferguso.

“Maksudmu menjaga kekuasaan mereka tetap ada?” tanya Leon.

“Tepat sekali,” jawab Tuan Ferguso.

“Katakan caramu?” tanya Leon lagi.

Rendra dengan serius membaca skema keuntungan yang di tawarkan oleh Sarca Corona, ini bukan keuntungan yang main-main. Rendra berpikir jika untuk investor diberikan bagi hasil sebesar itu, lalu Sarca Corona ini bisa dapat seberapa banyak.

Setelah mendapatkan penjelasan tentang bisnis yang akan diberi suntikan dana dari mereka, maka Tuan Ferguso dengan ramah mengantar mereka keluar Aula.

“Orangku akan segera menghubungimu nanti,” ujar Leon.

“Aku akan menunggu kabar baik dari kalian, Tuan Ezra dan Tuan Jacob,” ujar Tuan Ferguso lagi dengan antusias.

Supir membukakan pintu mobil, lalu keduanya pun masuk, dan mobil melaju pergi meninggalkan Aula. Sementara itu di Indonesia, Emily masih merawat ibu mertuanya dengan kesabaran.

Saat ini Nyonya Kawindra telah sadar. Namun, setengah badanya telah lumpuh. Bahkan mengganggu cara bicaranya, pelafalan kalimat yan dia katakan menjadi tidak terdengar jelas.

Emily mendekati Nyonya Kawindra, menarik kursi lalu duduk disebelahnya, “Bu … selama Kak Rendra pergi dinas ke Italia, maka aku yang akan menjaga ibu di sini.”

“Jadi ibu harus bersabar ya, jika setiap hari harus melihat wajahku,” ujar Emily sambil sedikit mencandai, tertawa kecil.

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

Untuk membaca novel PENGANTIN PENGGANTI bab berikutnya silahkan klik navigasi bab dibawah ini.  Kamu juga bisa menginstall atau mendownload aplikasi novel kesayangan kamu. Misalnya novelku, noveltoondan aplikasi innovel. See u di bab selanjutnya....muachh..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar